RSS

Paris Van Java



IBLIS PARIS
Cerpen: Triyanto Triwikromo

Ya, jika pada malam yang liar dan panas, kekasihmu tiba-tiba menusukkan moncong pistol ke lambungmu, sebaiknya dengarlah kisah brengsekku ini
Segalanya begitu cepat berubah setelah Khun Sa meninggal. Aku, boneka kencana Raja Opium Segitiga Emas yang disembunyikan dan kelak kau kenal sebagai Zita, memang tidak mungkin mengikuti upacara kremasi bersama-sama gerilyawan Shan. Aku tak mungkin mencium harum abu kekasih atau sekadar membayangkan mati perkasa dalam amuk api percintaan. Aku juga tak mungkin berjalan tertatih-tatih di belakang keranda dan mencoba menembakkan pistol di jidat sebelum kekasih lain mempertontonkan kesetiaan hanya dengan menangis sesenggukan. Sejak 1996 yang menyakitkan, Pangeran Kematian memang menyuruhku menghilang ke Prancis. Ia yakin benar Mong Thay Army, serdadu kepercayaannya, tak mungkin bisa melindungiku dari kekejaman para petinggi junta, sehingga memintaku menyingkir ke negeri yang tak terjangkau oleh bedil dan penjara Burma.
”Bukankah kau ingin sekali bertemu dengan Maria di Lourdes? Bukankah kau ingin mendapatkan tuah Bernadette Soubirous?”
Tak memilih tanah indah bagi para peziarah itu, sambil memanggul kekecewaan yang teramat sangat, aku terbang ke Lyon. Di kota penuh katedral itu, ia membelikan aku rumah kuno dan segera kusulap bangunan mirip kastil seram milik Pangeran Kelelawar itu menjadi hotel sederhana. Jika suatu saat tersesat di Jalan Saint Michel, percayalah, kau akan menemukan aku dan Anjeli, adik perempuanku, mengelola hotel untuk para turis miskin itu.
”Di negeri Napoleon, kau tak perlu berbisnis heroin lagi, Zita. Percayalah, sampai aku mati, hotel itu akan tetap berdiri.”
Tanpa ia berkata semacam itu, aku memang berniat membebaskan diri dari apa pun yang mengingatkan aku pada segala yang kulakukan bersama 25.000 serdadu di hutan perbatasan Thailand, Laos, dan Burma. Aku tak ingin lagi dikejar-kejar oleh para cecunguk sialan yang mau dibayar murah untuk memenggal kepalaku. Jika harus membela bangsa Shan, aku tak ingin lagi mengirimkan serbuk iblis ke berbagai penjuru dunia. Ya, ya, aku toh bisa menggunakan cara lain untuk menghabisi para serdadu bengis itu Kerling mata, jari lentik, dan gairah yang meletup-letup saat aku menari, kurasa cukup menjadi senjata.
Hanya, aku heran mengapa ia tak mengembalikan aku ke Dhaka. Ke kota kali pertama ia memungutku saat aku bermain-main dengan Anjeli di Sungai Buriganga setelah banjir muson reda. Aku masih ingat pada 1971—saat kotaku menjadi ibu kota Banglades—Khun Sa meminta ayahku, Ghuslan, agar mengurus bisnis heroin di perbatasan Thailand-Burma. Karena tak ingin berpisah dari keluarga, ayah mengajak ibu dan kedua anak perempuan bergabung.
”Masa depan kita bukan di negeri ini,” kata ayah kepada ibuku, Katra.

Aku yang waktu itu masih berusia tujuh tahun sama sekali tak mengerti maksud ayah. Yang kutahu setahun sebelum peristiwa itu ayah dan ibu tak pernah lagi mengajak aku dan Anjeli ke gereja, tak suka lagi mempercakapkan sayap malaikat, dan juga tak mengenakan kalung salib di leher.
”Cepat atau lambat, kita akan terusir,” kata ayah, ”Karena itu, ada baiknya kita terima saja tawaran Khun Sa. Percayalah, ini hanya sementara, Katra. Setelah punya cukup bekal, kita akan berimigrasi ke Prancis. Bukankah kau ingin hidup berlumur kasih Maria di Lourdes?”
Antara lupa dan ingat, setahuku ibu tak menjawab. Hanya, malam itu juga dijemput sebuah jip, kami kemudian meninggalkan Dhaka. Meninggalkan alunan musik Gombhira-Bhatiali-Bhawaiya dan Delta Gangga-Brahmaputra yang subur. Belakangan aku baru tahu, kami juga harus menghapus kenangan pada angin tropis dengan musim dingin yang sejuk pada Oktober-Maret dan musim panas Maret-Juni. Dan yang tak mungkin kulupakan tentu saja musim monsun yang hangat dan lembab serta Kota Chittagong yang memiliki pantai terpanjang di dunia. Andai saat itu boleh memilih, aku tentu tak ingin jauh dari Kuil Dakeshwari, Istana Bara Katra, Hoseni Dalan, dan Benteng Lal Bagh yang membuatku bangga sebagai putri Banglades.
Rupa-rupanya ayah tak menduga setelah malam itu kami hanya akan hidup di hutan bersama pasukan bangsa Shan. Akan tetapi, jangan membayangkan dikepung pepohonan kami tak mengenal dunia. Khun Sa tak membiarkan putri-putri indah seperti kami tak bisa menghitung jumlah bintang di langit. Dengan mengundang guru privat dari Inggris dan legiun asing dari Prancis, ia juga tak membuat kami asing dari peta, kata-kata, dan bahkan senjata dari berbagai bangsa. Dan yang tak terduga, para istri pangeran pendiam itu, mengajari kami menari, mengenal bahasa tubuh, erang dahsyat percumbuan, serta memahami keindahan melawan kekejaman para junta.
Karena itu, tak perlu heran pada usiaku yang kedua puluh, aku telah mahir membunuh apa pun yang berkelebat dengan pistol andalan. Juga tak perlu kaget pada usiaku yang kedua puluh lima, Khun Sa memintaku menjadi kekasih tersembunyi.
”Siapa pun tak akan pernah tahu bahwa kau telah menjadi pewaris tunggal kekuasaanku. Kelak junta boleh menghabisiku, tapi kau tak akan pernah tersentuh. Kelak aku mungkin akan pura-pura menyerah, tetapi kau akan menyelamatkan bangsa Shan dari penindasan,” desis Khun Sa sambil terus-menerus mencakar punggungku.
Ah, menjadi kekasih tersembunyi, sangat makan hati. Dengan cara apa pun, kau akan kesulitan mengekspresikan rasa cinta. Hanya memandang takjub keperkasaan kekasih pujaan di hadapan serdadu lain, kau akan kesulitan. Hanya mencuri-curi pandang saat pria yang seharusnya lebih pas jadi ayahku memberikan maklumat kepada pasukan, mata-mata lain akan memelototimu. Karena itu, aku hanya hidup dalam rahasia sedih sang kekasih. Hanya ketika ia mengajakku—juga secara sembunyi-sembunyi—ke negeri-negeri yang jauh aku bisa merebahkan tubuh di dadanya. Hanya ketika ia meninggalkan puluhan kekasih di Burma aku bisa mengukuhkan diriku sebagai sisihan.
”Pada akhirnya aku akan tua, Zita. Pada akhirnya hanya kau yang bisa meneruskan perjuangan bangsa Shan,” kata dia sesaat sebelum memintaku berimigrasi ke Prancis, ”Dan aku tak memintamu kembali ke Dhaka karena kau tak mungkin bisa memimpin pergerakan di negeri yang hanya memberimu keindahan...”
Keindahan? Ah, aku telah melupakan keindahan sejak hanya kukenal pertempuran dengan para polisi yang mengejar-ngejar kami dari hutan ke hutan. Aku telah melupakan keindahan sejak para junta memaksa kami untuk segera menyerah dan memaksa tinggal di Rangoon tanpa kebanggaan sebagai pejuang. Aku tak lagi mengenal keindahan sejak cintaku kepada sang Pangeran Kematian hanya bisa disembunyikan di rerimbun dahan. Keindahan, kau tahu, hanya muncul, sesaat ketika bulan seiris jeruk memancarkan sinar tepat di pucuk Katedral Saint Jean. Dan sayang, sebagai orang yang terpenjara oleh pekerjaan rutin sebagai pengelola hotel, sungguh tak mudah dan butuh perjuangan panjang agar sampai ke situs peribadatan tak jauh dari Fourviere itu. Paling tidak aku harus berjalan kaki dengan tertatih-tatih ke Stasiun Saxe Gambetta, berganti-ganti kereta bawah tanah yang disesaki para imigran, untuk pada akhirnya merangkak ke tebing yang nyaris tegak lurus dengan langit dengan funicular, dengan kereta yang lebih mirip sebagai ular melata menembus lorong-lorong gedung sunyi selalu kubayangkan penuh kelelawar itu.
Kau mungkin menyangka setelah riwayat Khun Sa habis, berakhir pula nasib hotel tua dan sepasang perempuan yang kesepian. Oo, justru kini kehidupan yang sebenarnya sedang dimulai. Tak terikat pada siapa pun, aku justru berani berbisnis serbuk iblis kembali. Tak mungkin menggerakkan perjuangan melawan kekejaman junta hanya dengan mengandalkan doa para biksu dan duit keropos dari tabungan para pejuang Shan. Aku juga mulai tak suka pada kelembekan Aung San Suu Kyi yang tidak segera habis-habisan menghajar para junta dengan bayonet atau sekadar cakar. Karena itu, ketika bercermin, aku kerap membayangkan diri sebagai serdadu lagi, dan mencoreng-coreng wajah dengan water colour warna hijau. Aku juga mulai berkhayal menganggap semua gedung kuno di Lyon sebagai pohon-pohon raksasa di perbatasan Thailand-Burma. Serba hitam, magis, dan penuh ular yang bisa memangsa musuh yang terjebak dan kehilangan cara untuk menemukan sinar matahari kembali.
Tentu aku masih sangat mencintai Khun Sa, meskipun kurir heroin keturunan Aljazair-Spanyol, Aljir Duarte, yang memang bermata nakal, mulai berani meremas pantat dan mengajakku mandi bersama dalam kucuran shower yang sering macet, atau memelukku dari belakang ketika aku sedang berdandan di depan cermin buram, di kamar pribadiku yang berdekatan dengan gudang.
Dan mencintai Khun Sa, kau tahu, haruslah selalu menganggap diri sebagai pisau atau pistol mematikan bagi para musuh almarhum. Karena itu, kepada siapa pun aku tak pernah bercerita mengenai burung-burung dan ratusan angsa Khun Sa yang ribut tak keruan setiap mendengar derap kaki kuda kami beradu dengan tanah berdebu atau saat melihat kami bercumbu di rerimbun pohon penuh benalu.
Juga kepada Duarte, aku selalu waspada dan tak pernah kukatakan mengapa aku tak pernah mau tinggal di Paris atau sekadar berdoa di Katedral Notre Dame dan menikmati panas matahari musim dingin dari Sungai Seine.
”Paris adalah neraka. Iblis manis akan membunuhmu jika kau bermimpi tinggal di kota brengsek itu. Ketahuilah, Zita, sejak salah seorang kepercayaanku mengetahui aku mencintaimu, saat itu pula ia berniat membunuhmu. Kau dianggap akan melemahkan perjuangan. Karena itu, begitu tahu kau akan berimigrasi ke Prancis, saat itu pula ia mengirim pembunuhmu ke Prancis. Jadi, percayalah kepadaku, Zita, jangan pernah ke Paris. Dan jika aku sudah mati, jangan juga pernah bercinta dengan laki-laki dari kota penuh iblis itu.”
Dulu aku tertawa keras-keras saat Khun Sa mendesiskan kata-kata busuk itu ke telingaku. Dan kini aku juga tertawa terpingkal-pingkal ketika Duarte memamerkan rumah mungil di kawasan bekas biara di Jalan Notre Dame yang di foto terlihat seperti gang penuh reptil, kodok, pengemis, dan sepeda bobrok itu.
”Ayolah, Zita, aku akan mengubah segala yang tampak seperti neraka sebagai surga. Setiap hari akan kuajak kau bercinta dalam boat putih sebelum badai tiba,” dengus Duarte sambil menyeretku ke gudang penuh debu.

Hmm, pada mulanya aku memang agak tergoda untuk meninggalkan Lyon. Aku juga mulai berpikir untuk mengakhiri segala urusanku dengan bangsa Shan. Namun, selalu saja ketika dengus napas Duarte mulai memburu, aku selalu membayangkan lelaki kencana itu berubah menjadi iblis bersayap merah dengan moncong anjing yang melelehkan air liur bacin. Selalu saja aku tak sanggup memeluk atau sekadar mencium kening lelaki indah yang telah malih rupa jadi hewan berbulu runcing itu.
Kalau sudah begitu, Khun Sa akan muncul dari cermin dan membisikkan kata-kata aneh serupa mantra dari Negeri Kematian dan menyuruhku mengusir Duarte.
”Kau yakin, dia yang akan membunuhku?” desisku sambil berharap Khun Sa akan menggeleng.

Khun Sa bergeming. Ia tidak menggeleng, tetapi juga tidak mengangguk.
”Kau yakin, dia musuh terakhir yang harus kubunuh?” kataku sambil merogoh pistol yang selalu kusimpan di pinggang.
Dan karena dengan sangat cepat aku mengacungkan pistol ke kening Duarte, lelaki yang hendak mencumbuku dengan berahi yang meluap-luap itu kulihat menggigil ketakutan.
Menggigil ketakutan? Tidak! Tidak! Matakulah yang lamur. Dengan gerakan yang sangat cepat dan tak terduga, ia merebut pistol yang siap kuletuskan. Kini ganti Duartelah yang menusukkan ujung pistol itu ke perutku.
”Ya, sudah lama aku menguntitmu, Zita. Sudah lama aku akan membunuhmu. Tapi Khun Sa telah mati. Jenderal-jenderal lain juga sudah kabur ke negeri tetangga, apalagi yang akan kita bela?”
Tak kujawab pertanyaan Duarte. Kupejamkan mataku dan di layar serbahitam itu, kulihat Khun Sa bersama ratusan serdadu berkuda meletuskan seluruh senapan ke jantung Duarte yang tak terlindung oleh apa pun.
Dan karena peristiwa itu terjadi berulang-ulang—juga ketika Duarte serius meminangku—kini aku kian yakin, di Paris, aku tak akan pernah meninggalkan sepasang sandal, sehelai gaun, dan cincin pengantin.
Di Paris, kau tahu, hanya ada iblis yang tergesa-gesa mengetuk pintu dan menusukkan pistol di lambungku yang ringkih tanpa kendhit pengaman.
Sudah mati jugakah Thian?
Paris September 2007- Sydney Januari 2008

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Coklat Valentine



COKELAT VALENTINE
Cerpen : Ni Komang Ariani

Sungai Barito sore hari, saat lanting-lanting berserakan di sepanjang sungai. Di sebuah rumah kayu yang berjubel di pinggir sungai. Bau sampah tumpukan enceng gondok,ranting, dahan kayu,dan serta bangkai pelbagai jenis binatang terasa akrab di hidung.Keriuhan yang selalu sama.
Aku tak dapat melihatmu.Tak dapat menyentuhmu. Aku hanya bisa mencium baumu. Mendengar napasmu.Menghitung detak jantungmu.Juga menikmati suara lembutmu. Suara yang memang diciptakan untukku. Suara merdu sekaligus tegas.Suara serak sekaligus ramah.
Tak ada yang pernah memberikan itu selain kamu. Aku memujamu. Memujamu sepenuh jiwaku. Mengapa engkau begitu baik lelakiku? Mengapa engkau datang untuk mendengarkan aku, saat semua orang abai? Apa yang kamu inginkan dari aku. Tubuh inikah, wajah inikah? Cantikkah aku, hingga mau merayu aku untuk mendapatkan tubuh ini? Aku tak percaya, aku telah tumbuh sejak lama.Selamanya laki-laki, bapak-bapak, anakanak hingga nenek-nenek abai padaku.
Tidak ada yang datang untuk mendengarkan aku. Mengapa kau lakukan? Apa maksud tersembunyi di belakang kepalamu. Adakah yang ingin engkau rebut dariku. Apakah itu? Gubuk darurat di sekitar rumah sesak inikah, atau handphone kecil di tanganku? Untuk itukah kau lakukan semua ini?
*** Padamu kulihat mata Ibu.Padamu kudengar suara Ibu. Bahkan tangantangan Ibu pun kau miliki. Siapakah engkau sesungguhnya? Matamu yang tak bergerak memberi nuansa teduh. Tak ada mata yang memerah atau membesar karena marah, seperti mata Ibu. Siapakah engkau perempuan sebatang kara? Mengapa engkau sendirian dalam rumah sesak ini. Ah, aku tidak peduli.
Keberadaanmu di rumah sesak ini membuatku bisa pulang. Kepadamu, aku sungguh merasa pulang.Kau rumah kecil yang hangat perempuanku. Aku tidak ingin pergi jauh-jauh dari rumah. Aku ingin pergi dan pulang ke rumah.Tetapi mengapa engkau selalu mempertanyakanku, mencurigai kedatanganku? Rugikah engkau bila aku datang karena aku menikmati rumah kecilmu yang hangat? Jangan perempuanku, aku tak dapat hidup tanpanya.Aku tak bisa meneruskan hidup tanpanya.Tidak bisa meneruskan detak di jantungku juga embus di napasku.
***
“Katakan sesungguhnya dari mana asalmu?”
“Aku ingin dilahirkan di negeri di mana semua mata seperti matamu!”
“Kau hendak menghinaku?”
“Tidak, sama sekali. Matamu adalah mata Ibu. Dunia amat indah bila semua orang memiliki mata ibu. Aku ingin berenang-renang dalam lautan mata Ibu yang menatapku!”
“Aku tak punya Ibu, juga tak punya Ayah. Aku lahir dari segumpal awan hitam, untuk tinggal di segumpal awan hitam lainnya.”
“Aku hanya ingin pulang, aku hanya ingin kepadamu!”
“Seriuslah sedikit. Kau bisa melihatku, bisa kau ceritakan bagaimana aku!”
“Kau perempuan cokelat dengan dua tangan. Alis tebal dan rambut panjang. Suaramu seindah embun, sentuhanmu selembut angin semilir. Kau adalah Ibu. Kau adalah pulang!”
“Kau menganggapku laksana Ibu?”
“Ya, aku ingin memelukmu, ingin memilikimu selamanya. Aku ingin memiliki pulang.”
“Kau telah punya rumah dan punya pergi.Kau bisa pulang kapan saja!”
“Aku memang punya rumah dan punya pergi, tapi aku tidak bisa pulang. Bolehkah aku mempunyai pulang darimu. Bolehkah aku membagi pulangmu!”
“Aku tak pernah punya pergi, jadi juga tak pernah punya pulang. Bagaimana membaginya denganmu. Aku hanya punya cerita kelam. Maukah kau berbagi cerita kelamku?”
“Cerita kelam apakah itu, ceritakanlah padaku, setelah itu hadiahi aku dengan pulang. Berjanjilah kau terima pemberian setimpal ini. Anugerahkanlah aku pelukan, dan kehangatan pulang sepanjang hidupku. Karena aku hanya perlu pulang.”
“Baiklah, bila itu yang kau inginkan.”
***
Namaku Val, lengkapnya Valentine. Nama yang amat indah untuk dua orang yang memadu kasih di sebuah taman cinta. Sepasang kekasih yang berjanji sehidup semati. Sepasang kekasih yang lari dari kemewahan kedua orangtua, demi cinta sejati. Barangkali mereka pengagum kisah cinta Romeo-Juliet, Sampek-Engtay, Jayaprana-Layonsari yang rela mengorbankan apa pun demi cinta sejati mereka.
Perpaduan kasih mereka melahirkan buah hati. Buah cinta yang diharapkan menyempurnakan ikrar bersama. Namun kelahiranku menjadi petaka. Ayah ibuku adalah sepasang pangeran dan putri. Ayah adalah laki-laki tampan, gagah dan rupawan.Ibu adalah perempuan jelita, dengan keindahan tiada dua.Keduanya berkulit putih bening, laksana titisan para raja zaman dulu.
Dari rahim perempuan rupawan itu, lahirlah aku. Perempuan cokelat dengan dua tangan, juga bermata buta ini. Kutuk dari manakah itu? Kemarahan pun meledak. Ayah sungguh kecewa dan menuduh perselingkuhan. Sementara ibu memandangku dengan tak rela. Tak sudi ia, rahimnya dilewati bayi jelata sepertiku. Lalu apa yang dapat kulakukan. Bagaimana aku tahu dari buah percintaan dua lain jenis yang tak berselingkuh itu lahir aku. Bagaimana aku bisa paham. Mungkin saja, nenek moyang kedua orangtuaku, entah garis ke berapa menyelipkan seorang perempuan cokelat sepertiku, yang suatu ketika muncul. Sungguh aku tidak tahu.
Aku telah terlahirkan dari sepasang yang tak berselingkuh itu.Kemarahan Ayah seperti gayung bersambut dengan ketidaksudian ibu. Mereka akhirnya bersepakat pada sesuatu yang amat aneh.Mereka bersepakat menganggap aku sebagai kecelakaan yang harus dilupakan. Aku akan dilupakan dan dianggap tak pernah terjadi. Mereka akan memulai hari baru, dengan memotong kehadiranku dari hidup mereka.
Mereka menghitung hari kapan percintaan dilakukan, dan terbangun hari itu sebagai hari yang sungguh-sungguh baru. Namaku pun telah diganti.Tak lagi Valentine. Tapi menjadi cokelat. Namun, ditulis dengan Chocolate. Sesuatu yang nikmat untuk dimakan. Aku boleh dipanggil Choco. Seorang tukang kebun dibeli untuk menjadi induk semangku. Disuruhnya aku dibawa jauh ke negeri seberang, di mana napas dan bau tak mungkin bertemu. Setelah beberapa bulan aku dilupakan.
Si tukang kebun hidup sebagai orang baru. Saat usiaku sepuluh tahun, si tukang kebun tenggelam terseret arus. Istrinya menyusul enam bulan kemudian, demam berdarah merenggutnya setelahsepekan didera panas dingin. Tertinggallah aku di gubuk ini, yang kian lama kian berdesakan, dengan keahlian hanya menganyam topi.
“Sudah…?”
“Aku pikir sudah.!”
“Kau masih ingat bukan dengan janjimu?”
“Kau masih inginkan itu?”
“Tentu saja. Tentu kau tepati bukan?”
“Apakah kau pun lahir dari cerita kelam, hingga menuntut pulang dariku!”
“Kau selalu bercuriga. Apakah cerita kelamku akan membuatmu berubah pikiran, tak lagi menepati janji?”
“Aku tidak habis mengerti, mengapa kau menginginkan perempuan cokelat ini? Aku hanya cokelat. Chocolate!”
“Apakah pikiranmu tak jauh dari cokelat dan putih. Mengapa putih bagimu selalu lebih baik dari cokelat. Tidakkah kau tahu seperti namamu, cokelat amat nikmat untuk dimakan. Amat lezat untuk dinikmati!”
“Aku tidak percaya padamu!”
“Kau boleh saja tidak percaya, tapi kau tepati janjimu kan?”
“Setelah kau ceritakan cerita kelammu!”
“Setelah itu kau akan berubah pikiran?”
“Aku akan menepati janji jika masih kau inginkan!”
“Aku boleh pulang kepadamu, Valentine,kepadamu Chocolate?”
“Tentu saja!”
***

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

the birth of modern drama



The Early Modern Drama
By Group 5

Ibsen
Henrik Ibsen (1828-1906) is the founder of modern drama realistic. His literary career began in the 1840s. He wrote about poetical plays, Brand (1866) and Peer Gynt (1867). It made his reputation established in Norway. William Archer and George Bernard Shaw, through their critic, made Ibsen was known in Britain. The Ghost (1881) which involves adultery, caused an outcry which made it as a controversial plays and made him famous.
He learned stagecraft as a theatre director in Bergen and Christiana in 1851-1862. Hermann Hettner’s dramatic theory and the middle-class tragedies of Hebbel influenced Ibsen for creating plays. His work, An Enemy of the People (1882) was concerned with moral, social political themes.
Strindberg
August Strindberg (1849-1912) wrote Inferno (1898) in French as his extraordinary account of his mental crisis Paris in which he came near to madness. His best plays Miss Julie (1888) used sexual conflict and psychological anguish themes. His other work, Master Olof (1881) used the unusual brand of Naturalism. His later plays are included with religious longing.
Chekhov
Anton Chekhov (1860-1904) wrote his literary works in term of the Moskow Art Theatre in blending Naturalism and Symbolism. His famous plays are The Seagull (1895), Uncle Vanya (1900), Three Sisters (1901) and The Cherry Orchard (1904).
Shaw
George Bernard Shaw (1856-1950) wrote his literary work mostly using comedian theme. He was not a truly playwright is because he was primarily interested in ideas rather than in people. His plays have a unique and enjoyable Shavian flavour. His plays such as Arms and the Man (1894) and Pygmalion (1913) still sparkle, Saint Joan (1923) is a fine historical drama, and Heartbreak House (1919) talks about a lesson in how to construct a play out of a debate.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

the boor (indonesian and english language)





THE BOOR
by: Anton Chekhov



TIME: The present.
SCENE: A well-furnished reception-room in MRS. POPOV'S home. MRS. POPOV is discovered in deep mourning, sitting upon a sofa, gazing steadfastly at a photograph. LUKA is also present.
LUKA: It isn't right, ma'am. You're wearing yourself out! The maid and the cook have gone looking for berries; everything that breathes is enjoying life; even the cat knows how to be happy--slips about the courtyard and catches birds--but you hide yourself here in the house as though you were in a cloister. Yes, truly, by actual reckoning you haven't left this house for a whole year.
MRS. POPOV: And I shall never leave it--why should I? My life is over. He lies in his grave, and I have buried myself within these four walls. We are both dead.
LUKA: There you are again! It's too awful to listen to, so it is! Nikolai Michailovitch is dead; it was the will of the Lord, and the Lord has given him eternal peace. You have grieved over it and that ought to be enough. Now it's time to stop. One can't weep and wear mourning forever! My wife died a few years ago. I grieved for her. I wept a whole month--and then it was over. Must one be forever singing lamentations? That would be more than your husband was worth! [He sighs.] You have forgotten all your neighbors. You don't go out and you receive no one. We live--you'll pardon me--like the spiders, and the good light of day we never see. All the livery is eaten by mice--as though there weren't any more nice people in the world! But the whole neighborhood is full of gentlefolk. The regiment is stationed in Riblov--officers--simply beautiful! One can't see enough of them! Every Friday a ball, and military music every day. Oh, my dear, dear ma'am, young and pretty as you are, if you'd only let your spirits live--! Beauty can't last forever. When ten short years are over, you'll be glad enough to go out a bit and meet the officers--and then it'll be too late.
MRS. POPOV: [Resolutely.] Please don't speak of these things again. You know very well that since the death of Nikolai Michailovitch my life is absolutely nothing to me. You think I live, but it only seems so. Do you understand? Oh, that his departed soul may see how I love him! I know, it's no secret to you; he was often unjust to me, cruel, and--he wasn't faithful, but I shall be faithful to the grave and prove to him how I can love. There, in the Beyond, he'll find me the same as I was until his death.
LUKA: What is the use of all these words, when you'd so much rather go walking in the garden or order Tobby or Welikan harnessed to the trap, and visit the neighbors?
MRS. POPOV: [Weeping.] Oh!
LUKA: Madam, dear madam, what is it? In Heaven's name!
MRS. POPOV: He loved Tobby so! He always drove him to the Kortschagins or the Vlassovs. What a wonderful horseman he was! How fine he looked when he pulled at the reigns with all his might! Tobby, Tobby--give him an extra measure of oats to-day!
LUKA: Yes, ma'am.
[A bell rings loudly.]
MRS. POPOV: [Shudders.] What's that? I am at home to no one.
LUKA: Yes, ma'am.
[He goes out, centre.]
MRS. POPOV: [Gazing at the photograph.] You shall see, Nikolai, how I can love and forgive! My love will die only with me--when my poor heart stops beating. [She smiles through her tears.] And aren't you ashamed? I have been a good, true wife; I have imprisoned myself and I shall remain true until death, and you--you--you're not ashamed of yourself, my dear monster! You quarrelled with me, left me alone for weeks--
[LUKA enters in great excitement.]
LUKA: Oh, ma'am, someone is asking for you, insists on seeing you--
MRS. POPOV: You told him that since my husband's death I receive no one?
LUKA: I said so, but he won't listen; he says it is a pressing matter.
MRS. POPOV: I receive no one!
LUKA: I told him that, but he's a wild man; he swore and pushed himself into the room; he's in the dining-room now.
MRS. POPOV: [Excitedly.] Good. Show him in. The impudent--!
[LUKA goes out, centre.]
MRS. POPOV: What a bore people are! What can they want with me? Why do they disturb my peace? [She sighs.] Yes, it is clear I must enter a convent. [Meditatively.] Yes, a convent.
[SMIRNOV enters, followed by LUKA.]
SMIRNOV: [To LUKA.] Fool, you make too much noise! You're an ass! [Discovering MRS. POPOV--politely.] Madam, I have the honor to introduce myself: Lieutenant in the Artillery, retired, country gentleman, Grigori Stapanovitch Smirnov! I'm compelled to bother you about an exceedingly important matter.
MRS. POPOV: [Without offering her hand.] What is it you wish?
SMIRNOV: Your deceased husband, with whom I had the honor to be acquainted, left me two notes amounting to about twelve hundred roubles. Inasmuch as I have to pay the interest to-morrow on a loan from the Agrarian Bank, I should like to request, madam, that you pay me the money to-day.
MRS. POPOV: Twelve-hundred--and for what was my husband indebted to you?
SMIRNOV: He bought oats from me.
MRS. POPOV: [With a sigh, to LUKA.] Don't forget to give Tobby an extra measure of oats.
[LUKA goes out.]
MRS. POPOV: [To SMIRNOV.] If Nikolai Michailovitch is indebted to you, I shall, of course, pay you, but I am sorry, I haven't the money to-day. To-morrow my manager will return from the city and I shall notify him to pay you what is due you, but until then I cannot satisfy your request. Furthermore, today is just seven months since the death of my husband, and I am not in the mood to discuss money matters.
SMIRNOV: And I am in the mood to fly up the chimney with my feet in the air if I can't lay hands on that interest to-morrow. They'll seize my estate!
MRS. POPOV: Day after to-morrow you will receive the money.
SMIRNOV: I don't need the money day after to-morrow; I need it to-day.
MRS. POPOV: I'm sorry I can't pay you today.
SMIRNOV: And I can't wait until day after to-morrow.
MRS. POPOV: But what can I do if I haven't it?
SMIRNOV: So you can't pay?
MRS. POPOV: I cannot.
SMIRNOV: Hm! Is that your last word?
MRS. POPOV: My last.
SMIRNOV: Absolutely?
MRS. POPOV: Absolutely.
SMIRNOV: Thank you. [He shrugs his shoulders.] And they expect me to stand for all that. The toll-gatherer just now met me in the road and asked why I was always worrying. Why, in Heaven's name, shouldn't I worry? I need money, I feel the knife at my throat. Yesterday morning I left my house in the early dawn and called on all my debtors. If even one of them had paid his debt! I worked the skin off my fingers! The devil knows in what sort of Jew-inn I slept; in a room with a barrel of brandy! And now at last I come here, seventy versts from home, hope for a little money, and all you give me is moods! Why shouldn't I worry?
MRS. POPOV: I thought I made it plain to you that my manager will return from town, and then you will get your money.
SMIRNOV: I did not come to see the manager; I came to see you. What the devil--pardon the language--do I care for your manager?
MRS. POPOV: Really, sir, I am not used to such language or such manners. I shan't listen to you any further.
[She goes out, left.]
SMIRNOV: What can one say to that? Moods! Seven months since her husband died! Do I have to pay the interest or not? I repeat the question, have I to pay the interest or not? The husband is dead and all that; the manager is--the devil with him!--travelling somewhere. Now, tell me, what am I to do? Shall I run away from my creditors in a balloon? Or knock my head against a stone wall? If I call on Grusdev he chooses to be "not at home," Iroschevitch has simply hidden himself, I have quarrelled with Kurzin and came near throwing him out of the window, Masutov is ill and this woman has--moods! Not one of them will pay up! And all because I've spoiled them, because I'm an old whiner, dish-rag! I'm too tender-hearted with them. But wait! I allow nobody to play tricks with me, the devil with 'em all! I'll stay here and not budge until she pays! Brr! How angry I am, how terribly angry I am! Every tendon is trembling with anger, and I can hardly breathe! I'm even growing ill! [He calls out.] Servant!
[LUKA enters.]
LUKA: What is it you wish?
SMIRNOV: Bring me Kvas or water! [LUKA goes out.] Well, what can we do? She hasn't it on hand? What sort of logic is that? A fellow stands with the knife at his throat, he needs money, he is on the point of hanging himself, and she won't pay because she isn't in the mood to discuss money matters. Women's logic! That's why I never liked to talk to women, and why I dislike doing it now. I would rather sit on a powder barrel than talk with a woman. Brr!--I'm getting cold as ice; this affair has made me so angry. I need only to see such a romantic creature from a distance to get so angry that I have cramps in my calves! It's enough to make one yell for help!
[Enter LUKA.]
LUKA: [Hands him water.] Madam is ill and is not receiving.
SMIRNOV: March! [LUKA goes out.] Ill and isn't receiving! All right, it isn't necessary. I won't receive, either! I'll sit here and stay until you bring that money. If you're ill a week, I'll sit here a week. If you're ill a year, I'll sit here a year. As Heaven is my witness, I'll get the money. You don't disturb me with your mourning--or with your dimples. We know these dimples! [He calls out the window.] Simon, unharness! We aren't going to leave right away. I am going to stay here. Tell them in the stable to give the horses some oats. The left horse has twisted the bridle again. [Imitating him.] Stop! I'll show you how. Stop! [Leaves window.] It's awful. Unbearable heat, no money, didn't sleep last night and now--mourning-dresses with moods. My head aches; perhaps I ought to have a drink. Ye-s, I must have a drink. [Calling.] Servant!
LUKA: What do you wish?
SMIRNOV: Something to drink! [LUKA goes out. SMIRNOV sits down and looks at his clothes.] Ugh, a fine figure! No use denying that. Dust, dirty boots, unwashed, uncombed, straw on my vest--the lady probably took me for a highwayman. [He yawns.] It was a little impolite to come into a reception-room with such clothes. Oh, well, no harm done. I'm not here as a guest. I'm a creditor. And there is no special costume for creditors.
LUKA: [Entering with glass.] You take great liberty, sir.
SMIRNOV: [Angrily.] What?
LUKA: I--I--I just----
SMIRNOV: Whom are you talking to? Keep quiet.
LUKA: [Angrily.] Nice mess! This fellow won't leave!
[He goes out.]
SMIRNOV: Lord, how angry I am! Angry enough to throw mud at the whole world! I even feel ill! Servant!
[MRS. POPOV comes in with downcast eyes.]
MRS. POPOV: Sir, in my solitude I have become unaccustomed to the human voice and I cannot stand the sound of loud talking. I beg you, please to cease disturbing my rest.
SMIRNOV: Pay me my money and I'll leave.
MRS. POPOV: I told you once, plainly, in your native tongue, that I haven't the money at hand; wait until day after to-morrow.
SMIRNOV: And I also had the honor of informing you in your native tongue that I need the money, not day after to-morrow, but to-day. If you don't pay me to-day I shall have to hang myself to-morrow.
MRS. POPOV: But what can I do if I haven't the money?
SMIRNOV: So you are not going to pay immediately? You're not?
MRS. POPOV: I cannot.
SMIRNOV: Then I'll sit here until I get the money. [He sits down.] You will pay day after to-morrow? Excellent! Here I stay until day after to-morrow. [Jumps up.] I ask you, do I have to pay that interest to-morrow or not? Or do you think I'm joking?
MRS. POPOV: Sir, I beg of you, don't scream! This is not a stable.
SMIRNOV: I'm not talking about stables, I'm asking you whether I have to pay that interest to-morrow or not?
MRS. POPOV: You have no idea how to treat a lady.
SMIRNOV: Oh, yes, I have.
MRS. POPOV: No, you have not. You are an ill-bred, vulgar person! Respectable people don't speak so to ladies.
SMIRNOV: How remarkable! How do you want one to speak to you? In French, perhaps! Madame, je vous prie! Pardon me for having disturbed you. What beautiful weather we are having to-day! And how this mourning becomes you!
[He makes a low bow with mock ceremony.]
MRS. POPOV: Not at all funny! I think it vulgar!
SMIRNOV: [Imitating her.] Not at all funny--vulgar! I don't understand how to behave in the company of ladies. Madam, in the course of my life I have seen more women than you have sparrows. Three times have I fought duels for women, twelve I jilted and nine jilted me. There was a time when I played the fool, used honeyed language, bowed and scraped. I loved, suffered, sighed to the moon, melted in love's torments. I loved passionately, I loved to madness, loved in every key, chattered like a magpie on emancipation, sacrificed half my fortune in the tender passion, until now the devil knows I've had enough of it. Your obedient servant will let you lead him around by the nose no more. Enough! Black eyes, passionate eyes, coral lips, dimples in cheeks, moonlight whispers, soft, modest sights--for all that, madam, I wouldn't pay a kopeck! I am not speaking of present company, but of women in general; from the tiniest to the greatest, they are conceited, hypocritical, chattering, odious, deceitful from top to toe; vain, petty, cruel with a maddening logic and [he strikes his forehead] in this respect, please excuse my frankness, but one sparrow is worth ten of the aforementioned petticoat-philosophers. When one sees one of the romantic creatures before him he imagines he is looking at some holy being, so wonderful that its one breath could dissolve him in a sea of a thousand charms and delights; but if one looks into the soul--it's nothing but a common crocodile. [He siezes the arm-chair and breaks it in two.] But the worst of all is that this crocodile imagines it is a masterpiece of creation, and that it has a monopoly on all the tender passions. May the devil hang me upside down if there is anything to love about a woman! When she is in love, all she knows is how to complain and shed tears. If the man suffers and makes sacrifices she swings her train about and tries to lead him by the nose. You have the misfortune to be a woman, and naturally you know woman's nature; tell me on your honor, have you ever in your life seen a woman who was really true and faithful? Never! Only the old and the deformed are true and faithful. It's easier to find a cat with horns or a white woodcock, than a faithful woman.
MRS. POPOV: But allow me to ask, who is true and faithful in love? The man, perhaps?
SMIRNOV: Yes, indeed! The man!
MRS. POPOV: The man! [She laughs sarcastically.] The man true and faithful in love! Well, that is something new! [Bitterly.] How can you make such a statement? Men true and faithful! So long as we have gone thus far, I may as well say that of all the men I have known, my husband was the best; I loved him passionately with all my soul, as only a young, sensible woman may love; I gave him my youth, my happiness, my fortune, my life. I worshipped him like a heathen. And what happened? This best of men betrayed me in every possible way. After his death I found his desk filled with love-letters. While he was alive he left me alone for months--it is horrible even to think about it--he made love to other women in my very presence, he wasted my money and made fun of my feelings--and in spite of everything I trusted him and was true to him. And more than that: he is dead and I am still true to him. I have buried myself within these four walls and I shall wear this mourning to my grave.
SMIRNOV: [Laughing disrespectfully.] Mourning! What on earth do you take me for? As if I didn't know why you wore this black domino and why you buried yourself within these four walls. Such a secret! So romantic! Some knight will pass the castle, gaze up at the windows, and think to himself: "Here dwells the mysterious Tamara who, for love of her husband, has buried herself within four walls." Oh, I understand the art!
MRS. POPOV: [Springing up.] What? What do you mean by saying such things to me?
SMIRNOV: You have buried yourself alive, but meanwhile you have not forgotten to powder your nose!
MRS. POPOV: How dare you speak so?
SMIRNOV: Don't scream at me, please; I'm not the manager. Allow me to call things by their right names. I am not a woman, and I am accustomed to speak out what I think. So please don't scream.
MRS. POPOV: I'm not screaming. It is you who are screaming. Please leave me, I beg you.
SMIRNOV: Pay me my money, and I'll leave.
MRS. POPOV: I won't give you the money.
SMIRNOV: You won't? You won't give me my money?
MRS. POPOV: I don't care what you do. You won't get a kopeck! Leave me!
SMIRNOV: As I haven't had the pleasure of being either your husband or your fiancé, please don't make a scene. [He sits down.] I can't stand it.
MRS. POPOV: [Breathing hard.] You are going to sit down?
SMIRNOV: I already have.
MRS. POPOV: Kindly leave the house!
SMIRNOV: Give me the money.
MRS. POPOV: I don't care to speak with impudent men. Leave! [Pause.] You aren't going?
SMIRNOV: No.
MRS. POPOV: No?
SMIRNOV: No.
MRS. POPOV: Very well.
[She rings the bell. Enter LUKA.]
MRS. POPOV: Luka, show the gentleman out.
LUKA: [Going to SMIRNOV.] Sir, why don't you leave when you are ordered? What do you want?
SMIRNOV: [Jumping up.] Whom do you think you are talking to? I'll grind you to powder.
LUKA: [Puts his hand to his heart.] Good Lord! [He drops into a chair.] Oh, I'm ill; I can't breathe!
MRS. POPOV: Where is Dascha? [Calling.] Dascha! Pelageja! Dascha!
[She rings.]
LUKA: They're all gone! I'm ill! Water!
MRS. POPOV: [To SMIRNOV.] Leave! Get out!
SMIRNOV: Kindly be a little more polite!
MRS. POPOV: [Striking her fists and stamping her feet.] You are vulgar! You're a boor! A monster!
SMIRNOV: What did you say?
MRS. POPOV: I said you were a boor, a monster!
SMIRNOV: [Steps toward her quickly.] Permit me to ask what right you have to insult me?
MRS. POPOV: What of it? Do you think I am afraid of you?
SMIRNOV: And you think that because you are a romantic creature you can insult me without being punished? I challenge you!
LUKA: Merciful Heaven! Water!
SMIRNOV: We'll have a duel!
MRS. POPOV: Do you think because you have big fists and a steer's neck I am afraid of you?
SMIRNOV: I allow no one to insult me, and I make no exception because you are a woman, one of the "weaker sex!"
MRS. POPOV: [Trying to cry him down.] Boor, boor, boor!
SMIRNOV: It is high time to do away with the old superstition that it is only the man who is forced to give satisfaction. If there is equity at all let their be equity in all things. There's a limit!
MRS. POPOV: You wish to fight a duel? Very well.
SMIRNOV: Immediately.
MRS. POPOV: Immediately. My husband had pistols. I'll bring them. [She hurries away, then turns.] Oh, what a pleasure it will be to put a bullet in your impudent head. The devil take you!
[She goes out.]
SMIRNOV: I'll shoot her down! I'm no fledgling, no sentimental young puppy. For me there is no weaker sex!
LUKA: Oh, sir. [Falls to his knees.] Have mercy on me, an old man, and go away. You have frightened me to death already, and now you want to fight a duel.
SMIRNOV: [Paying no attention.] A duel. That's equity, emancipation. That way the sexes are made equal. I'll shoot her down as a matter of principle. What can a person say to such a woman? [Imitating her.] "The devil take you. I'll put a bullet in your impudent head." What can one say to that? She was angry, her eyes blazed, she accepted the challenge. On my honor, it's the first time in my life that I ever saw such a woman.
LUKA: Oh, sir. Go away. Go away!
SMIRNOV: That is a woman. I can understand her. A real woman. No shilly-shallying, but fire, powder, and noise! It would be a pity to shoot a woman like that.
LUKA: [Weeping.] Oh, sir, go away.
[Enter MRS. POPOV.]
MRS. POPOV: Here are the pistols. But before we have our duel, please show me how to shoot. I have never had a pistol in my hand before!
LUKA: God be merciful and have pity upon us! I'll go and get the gardener and the coachman. Why has this horror come to us?
[He goes out.]
SMIRNOV: [Looking at the pistols.] You see, there are different kinds. There are special duelling pistols, with cap and ball. But these are revolvers, Smith & Wesson, with ejectors; fine pistols! A pair like that cost at least ninety roubles. This is the way to hold a revolver. [Aside.] Those eyes, those eyes! A real woman!
MRS. POPOV: Like this?
SMIRNOV: Yes, that way. Then you pull the hammer back--so--then you aim--put your head back a little. Just stretch your arm out, please. So--then press your finger on the thing like that, and that is all. The chief thing is this: don't get excited, don't hurry your aim, and take care that your hand doesn't tremble.
MRS. POPOV: It isn't well to shoot inside; let's go into the garden.
SMIRNOV: Yes. I'll tell you now, I am going to shoot into the air.
MRS. POPOV: That is too much! Why?
SMIRNOV: Because---because. That's my business.
MRS. POPOV: You are afraid. Yes. A-h-h-h. No, no, my dear sir, no flinching! Please follow me. I won't rest until I've made a hole in that head I hate so much. Are you afraid?
SMIRNOV: Yes, I'm afraid.
MRS. POPOV: You are lying. Why won't you fight?
SMIRNOV: Because--because--I--like you.
MRS. POPOV: [With an angry laugh.] You like me! He dares to say he likes me! [She points to the door.] Go.
SMIRNOV: [Laying the revolver silently on the table, takes his hat and starts. At the door he stops a moment, gazing at her silently, then he approaches her, hesitating.] Listen! Are you still angry? I was mad as the devil, but please understand me--how can I express myself? The thing is like this--such things are-- [He raises his voice.] Now, is it my fault that you owe me money? [Grasps the back of the chair, which breaks.] The devil know what breakable furniture you have! I like you! Do you understand? I--I'm almost in love!
MRS. POPOV: Leave! I hate you.
SMIRNOV: Lord! What a woman! I never in my life met one like her. I'm lost, ruined! I've been caught like a mouse in a trap.
MRS. POPOV: Go, or I'll shoot.
SMIRNOV: Shoot! You have no idea what happiness it would be to die in sight of those beautiful eyes, to die from the revolver in this little velvet hand! I'm mad! Consider it and decide immediately, for if I go now, we shall never see each other again. Decide--speak--I am a noble, a respectable man, have an income of ten thousand, can shoot a coin thrown into the air. I own some fine horses. Will you be my wife?
MRS. POPOV: [Swings the revolver angrily.] I'll shoot!
SMIRNOV: My mind is not clear--I can't understand. Servant--water! I have fallen in love like any young man. [He takes her hand and she cries with pain.] I love you! [He kneels.] I love you as I have never loved before. Twelve women I jilted, nine jilted me, but not one of them all have I loved as I love you. I am conquered, lost; I lie at your feet like a fool and beg for your hand. Shame and disgrace! For five years I haven't been in love; I thanked the Lord for it, and now I am caught, like a carriage tongue in another carriage. I beg for your hand! Yes or no? Will you?--Good!
[He gets up and goes quickly to the door.]
MRS. POPOV: Wait a minute!
SMIRNOV: [Stopping.] Well?
MRS. POPOV: Nothing. You may go. But--wait a moment. No, go on, go on. I hate you. Or--no; don't go. Oh, if you knew how angry I was, how angry! [She throws the revolver on to the chair.] My finger is swollen from this thing. [She angrily tears her handkerchief.] What are you standing there for? Get out!
SMIRNOV: Farewell!
MRS. POPOV: Yes, go. [Cries out.] Why are you going? Wait--no, go!! Oh, how angry I am! Don't come too near, don't come too near--er--come--no nearer.
SMIRNOV: [Approaching her.] How angry I am with myself! Fall in love like a schoolboy, throw myself on my knees. I've got a chill! [Strongly.] I love you. This is fine--all I needed was to fall in love. To-morrow I have to pay my interest, the hay harvest has begun, and then you appear! [He takes her in his arms.] I can never forgive myself.
MRS. POPOV: Go away! Take your hands off me! I hate you--you--this is--
[A long kiss. Enter LUKA with an axe, the gardener with a rake, the coachman with a pitchfork, and workmen with poles.]
LUKA: [Staring at the pair.] Merciful heavens!
[A long pause.]
MRS. POPOV: [Dropping her eyes.] Tell them in the stable that Tobby isn't to have any oats.

WAKTU : Masa kini .
SCENE : A dilengkapi penerimaan kamar di MRS . Rumah Popov 'S . MRS . Popov ditemukan di berkabung yang mendalam , duduk di atas sofa , menatap teguh pada sebuah foto . LUKA juga hadir .
LUKA : Itu tidak benar , Bu . Kau mengenakan diri keluar ! Para pelayan dan juru masak telah pergi mencari buah , apa pun yang bernafas menikmati hidup , bahkan kucing tahu bagaimana menjadi bahagia - slip tentang halaman dan menangkap burung - tapi Anda menyembunyikan diri di sini di rumah seolah-olah Anda berada di biara . Ya , benar-benar , dengan perhitungan yang sebenarnya Anda tidak meninggalkan rumah ini selama satu tahun .
MRS . Popov : Dan aku tidak akan meninggalkannya - mengapa harus saya? Hidup saya sudah berakhir . Ia terletak di dalam kuburnya , dan saya telah membenamkan diri dalam empat dinding. Kami berdua mati .
LUKA : Ada kamu lagi ! Ini terlalu mengerikan untuk mendengarkan , sehingga ! Nikolai Michailovitch sudah mati, itu adalah kehendak Tuhan , dan Tuhan telah memberinya kedamaian abadi . Anda telah menyesali hal itu dan itu seharusnya cukup . Sekarang saatnya untuk berhenti . Seseorang tidak dapat menangis dan berkabung memakai selamanya ! Istri saya meninggal beberapa tahun yang lalu . Aku berduka untuknya . Aku menangis satu bulan - dan kemudian itu berakhir. Harus satu selamanya ratapan bernyanyi ? Itu akan lebih dari suami Anda layak ! [ Dia mendesah . ] Anda telah melupakan semua tetangga Anda . Anda tidak pergi keluar dan Anda tidak menerima satu. Kita hidup - Anda akan maafkan saya - seperti laba-laba , dan cahaya yang baik dari hari kita tidak pernah melihat . Semua livery yang dimakan oleh tikus - seolah-olah tidak ada apapun lebih banyak orang baik di dunia ini ! Tapi seluruh lingkungan penuh ningrat . Resimen ditempatkan di Riblov - petugas - hanya indah ! Seseorang tidak bisa melihat cukup dari mereka ! Setiap Jumat bola , dan musik militer setiap hari . Oh , sayang , sayang Bu , muda dan cantik seperti Anda , jika Anda hanya akan membiarkan semangat Anda hidup - ! Kecantikan tidak bisa bertahan selamanya . Ketika sepuluh tahun lebih pendek , Anda akan cukup senang untuk pergi keluar sedikit dan bertemu petugas - dan kemudian itu akan terlambat .
MRS . Popov : [ Tegas . ] Tolong jangan berbicara tentang hal-hal ini lagi. Anda tahu betul bahwa sejak kematian Nikolai Michailovitch hidup saya benar-benar apa-apa bagiku . Kau pikir aku hidup , tetapi hanya tampaknya begitu . Apakah Anda mengerti? Oh , bahwa jiwa meninggal nya dapat melihat bagaimana aku mencintainya ! Aku tahu , bukan rahasia kepada Anda, ia sering tidak adil bagi saya , kejam , dan - dia tidak setia , tapi aku akan setia ke kubur dan membuktikan kepadanya bagaimana aku bisa mencintai . Di sana, di luar , dia akan menemukan saya sama seperti aku sampai kematiannya .
LUKA : Apa gunanya dari semua kata-kata , ketika kau begitu banyak suka pergi berjalan-jalan di taman atau perintah Tobby atau Welikan dimanfaatkan untuk perangkap , dan mengunjungi tetangga ?
MRS . Popov : [ Menangis . ] Oh !
LUKA : Madam, Madam sayang , apa itu ? Dalam nama Surga !
MRS . Popov : Dia mencintai Tobby begitu! Dia selalu mengantarnya ke Kortschagins atau Vlassovs . Apa penunggang kuda yang indah dia ! Bagaimana ia tampak baik-baik saja ketika ia menarik di pemerintahan dengan sekuat ! Tobby , Tobby - memberinya ukuran ekstra gandum -hari !
LUKA : Ya, Bu .
[A bel berbunyi keras . ]
MRS . Popov : [ bergetar . ] Apa itu? Saya di rumah kepada siapa pun .
LUKA : Ya, Bu .
[ Dia pergi keluar , pusat . ]
MRS . Popov : [ Menatap foto itu . ] Anda akan melihat , Nikolai , bagaimana saya bisa mengasihi dan mengampuni ! Cintaku akan mati hanya dengan saya - ketika jantung saya miskin berhenti berdetak . [ Dia tersenyum melalui air matanya . ] Dan apakah kamu tidak malu ? Saya telah baik , istri benar, saya telah memenjarakan diri saya dan saya akan tetap benar sampai mati, dan Anda - Anda - Anda tidak malu pada dirimu sendiri , Sayang rakasa saya! Anda bertengkar dengan saya , meninggalkan aku sendirian selama berminggu-minggu -
[ LUKA masuk dalam kegembiraan besar . ]
LUKA : Oh , Bu , seseorang meminta Anda , bersikeras melihat Anda -
MRS . Popov : Anda mengatakan kepadanya bahwa sejak kematian suami saya, saya tidak menerima satu?
LUKA : aku bilang begitu , tapi dia tidak mau mendengarkan , ia mengatakan itu adalah masalah mendesak.
MRS . Popov : Saya tidak menerima satu!
LUKA : Saya mengatakan kepadanya bahwa , tapi dia seorang pria liar , ia bersumpah dan mendorong dirinya ke dalam ruangan , ia ada di ruang makan sekarang .
MRS . Popov : [ Penuh semangat . ] Bagus . Tunjukkan padanya masuk kurang ajar - !
[ LUKA padam, pusat . ]
MRS . Popov : Apa orang bore ! Apa yang bisa mereka inginkan dariku ? Mengapa mereka mengganggu ketenangan saya? [ Dia mendesah . ] Ya , jelas saya harus masuk biara . [ Merenung . ] Ya , sebuah biara .
[ Smirnov masuk , diikuti oleh LUKA . ]
Smirnov : [ . Untuk LUKA ] Mop , Anda membuat terlalu banyak suara ! Kau keledai ! [ Menemukan MRS . . Popov - sopan ] Madam, saya mendapat kehormatan untuk memperkenalkan diri : Letnan di Artileri , pensiunan , negara gentleman , Grigori Stapanovitch Smirnov ! Saya dipaksa untuk mengganggu Anda tentang suatu hal yang sangat penting .
MRS . Popov : [ . Tanpa menawarkan tangannya ] Apa yang Anda berharap ?
Smirnov : suami almarhum Anda , dengan siapa saya mendapat kehormatan untuk berkenalan , meninggalkan aku dua catatan sebesar sekitar seribu dua ratus rubel . Sejauh saya harus membayar bunga untuk besok pada pinjaman dari Bank Agraria , saya ingin meminta , Madam , bahwa Anda membayar saya uang -hari .
MRS . Popov : Dua belas ratus - dan untuk apa suami saya berhutang kepada Anda ?
Smirnov : Dia membeli gandum dari saya .
MRS . Popov : [ Sambil menghela napas , untuk LUKA . ] Jangan lupa untuk memberikan Tobby ukuran ekstra gandum .
[ LUKA padam. ]
MRS . Popov : [ Untuk Smirnov . ] Jika Nikolai Michailovitch berhutang padamu , aku akan , tentu saja , membayar Anda , tapi saya minta maaf , saya tidak punya uang -hari . Untuk besok manajer saya akan kembali dari kota dan saya harus memberitahu dia untuk membayar Anda apa karena Anda , tapi sampai saat itu saya tidak bisa memenuhi permintaan Anda . Selain itu, saat ini hanya tujuh bulan sejak kematian suami saya , dan saya tidak dalam mood untuk membicarakan masalah uang .
Smirnov : Dan aku dalam mood untuk terbang cerobong dengan kaki saya di udara jika saya tidak bisa meletakkan tangan pada yang menarik untuk besok . Mereka akan merebut real saya!
MRS . Popov : Hari demi untuk besok Anda akan menerima uang .
Smirnov : Saya tidak perlu hari setelah uang untuk besok , saya membutuhkannya untuk hari .
MRS . Popov : Maaf saya tidak dapat membayar Anda hari ini.
Smirnov : Dan aku tidak bisa menunggu sampai hari setelah untuk besok .
MRS . Popov : Tapi apa yang bisa saya lakukan jika saya bukan?
Smirnov : Jadi Anda tidak bisa membayar ?
MRS . Popov : Saya tidak bisa.
Smirnov : Hm ! Apakah itu kata terakhir Anda ?
MRS . Popov : My terakhir.
Smirnov : Absolutely ?
MRS . Popov : Tentu saja.
Smirnov : Terima kasih . [ Dia mengangkat bahunya . ] Dan mereka mengharapkan saya untuk berdiri untuk semua itu. Korban -pengumpul sekarang bertemu saya di jalan dan bertanya mengapa saya selalu khawatir . Mengapa , dalam nama Surga , seharusnya tidak saya khawatir ? Aku butuh uang , saya merasa pisau di leher saya . Kemarin pagi aku meninggalkan rumah saya di waktu subuh dan meminta semua debitur saya. Bahkan jika salah satu dari mereka telah membayar utangnya ! Saya bekerja kulit jari-jari saya ! Iblis tahu dalam apa semacam Yahudi -inn aku tidur , di kamar dengan laras brendi ! Dan sekarang akhirnya aku datang ke sini , versts tujuh dari rumah , berharap untuk sedikit uang , dan semua yang anda berikan suasana hati ! Mengapa saya tidak perlu khawatir ?
MRS . Popov : Saya pikir saya sudah menjelaskan kepada Anda bahwa manajer saya akan kembali dari kota , dan kemudian Anda akan mendapatkan uang Anda .
Smirnov : Aku tidak datang untuk melihat manajer , saya datang untuk melihat Anda . Apa iblis - maaf bahasa - saya peduli untuk manajer Anda ?
MRS . Popov : Sungguh, Pak , saya tidak terbiasa dengan bahasa tersebut atau perilaku tersebut . Aku tidak akan mendengarkan Anda lebih jauh .
[ Dia pergi keluar , meninggalkan . ]
Smirnov : Apa yang bisa katakan tentang itu? Moods ! Tujuh bulan sejak suaminya meninggal ! Apakah saya harus membayar bunga atau tidak ? Saya ulangi pertanyaan, harus saya membayar bunga atau tidak ? Suami sudah mati dan semua itu, manajer - iblis dengan dia - bepergian di suatu tempat ! . Sekarang , katakan padaku , apa yang harus saya lakukan? Haruskah aku lari dari kreditur saya dalam sebuah balon ? Atau mengetuk kepala saya ke dinding batu ? Jika saya memanggil Grusdev ia memilih untuk menjadi " tidak di rumah , " Iroschevitch telah cukup tersembunyi dirinya , saya bertengkar dengan Kurzin dan datang dekat melemparkan dia keluar dari jendela , Masutov sakit dan wanita ini memiliki - suasana hati ! Tidak salah satu dari mereka akan membayar ! Dan semua karena saya sudah dimanjakan mereka, karena aku seorang perengek tua, piring kain ! Aku terlalu lembut hati dengan mereka . Tapi tunggu ! Aku membiarkan ada untuk bermain trik dengan saya , setan dengan mereka semua ! Saya akan tinggal di sini dan tidak bergerak sampai dia membayar ! BRR ! Betapa marahnya aku, betapa sangat marah saya ! Setiap tendon gemetar karena marah , dan saya hampir tidak bisa bernapas ! Aku bahkan tumbuh sakit ! [ Dia memanggil . ] Hamba !
[ LUKA masuk . ]
LUKA : Apa yang Anda berharap ?
Smirnov : Bawa saya Kvas atau air ! [ LUKA padam. ] Nah , apa yang bisa kita lakukan? Dia belum di tangan ? Macam apa logika itu? Seorang rekan berdiri dengan pisau di lehernya , ia membutuhkan uang , dia berada di titik gantung diri , dan dia tidak akan membayar karena dia tidak dalam mood untuk membicarakan masalah uang . Logika Wanita ! Itu sebabnya aku tidak pernah menyukai untuk berbicara dengan perempuan , dan mengapa saya tidak suka melakukannya sekarang . Saya lebih suka duduk di sebuah tong bubuk daripada berbicara dengan seorang wanita . BRR - saya semakin dingin seperti es ; ! Urusan ini telah membuat saya begitu marah . Aku hanya perlu untuk melihat seperti makhluk romantis dari jarak untuk mendapatkan begitu marah bahwa saya mengalami kram di betis saya ! Ini cukup untuk membuat satu berteriak minta tolong !
[Enter LUKA . ]
LUKA : [ Tangan dia air . ] Ibu sakit dan tidak menerima .
Smirnov : Maret! [ LUKA padam. ] Ill dan tidak menerima ! Baiklah , itu tidak perlu . Aku tidak akan menerima , baik ! Aku akan duduk di sini dan tinggal sampai Anda membawa uang itu. Jika Anda sakit seminggu, saya akan duduk di sini seminggu . Jika Anda sakit setahun, saya akan duduk di sini setahun . Seperti Surga adalah saksi saya, saya akan mendapatkan uang . Anda tidak mengganggu saya dengan berkabung Anda - atau dengan lesung Anda . Kita tahu lesung ini! [ Dia memanggil jendela . ] Simon , unharness ! Kami tidak akan meninggalkan segera. Saya akan tinggal di sini . Beritahu mereka di kandang untuk memberikan kuda beberapa oat . Kuda kiri telah memutar tali kekang lagi. [ Meniru dia. ] Stop! Aku akan menunjukkan kepada Anda bagaimana . Stop! [ Daun jendela . ] Ini mengerikan . Panas tak tertahankan , tidak ada uang , tidak tidur semalam dan sekarang - berkabung - gaun dengan suasana hati . Kepalaku sakit , mungkin saya harus minum. Ye - s , saya harus minum. [ Calling . ] Hamba !
LUKA : Apa yang Anda inginkan ?
Smirnov : Sesuatu untuk minum ! [ LUKA padam. Smirnov duduk dan melihat pakaiannya . ] Ugh , sosok baik ! Tidak ada gunanya menyangkal hal itu. Debu, sepatu kotor, kotor , tidak disisir , jerami di rompi - wanita mungkin membawa saya untuk seorang penyamun . [ Dia menguap . ] Itu sedikit tidak sopan untuk datang ke resepsi kamar dengan pakaian seperti itu. Oh , well , tidak ada salahnya dilakukan . Aku tidak di sini sebagai tamu . Aku kreditur . Dan tidak ada kostum khusus untuk kreditur .
LUKA : [ Memasuki dengan kaca . ] Anda mengambil kebebasan yang besar , Pak .
Smirnov : [ berang . ] Apa?
LUKA : I - I - aku hanya ----
Smirnov : Siapa kau bicara ? Diam.
LUKA : [ berang . ] Bagus berantakan ! Orang ini tidak akan meninggalkan !
[ Dia pergi keluar . ]
Smirnov : Tuhan , betapa marahnya saya ! Cukup marah untuk membuang lumpur di seluruh dunia ! Aku bahkan merasa sakit ! Hamba !
[ MRS . Popov datang dengan mata tertunduk . ]
MRS . Popov : Sir , dalam kesendirian saya, saya telah menjadi terbiasa dengan suara manusia dan saya tidak tahan suara keras berbicara . Saya mohon, untuk berhenti mengganggu istirahat saya .
Smirnov : Membayar uang saya dan saya akan pergi.
MRS . Popov : Aku bilang sekali , jelas , dalam bahasa ibu Anda , bahwa saya tidak punya uang di tangan , menunggu sampai hari setelah untuk besok .
Smirnov : Dan saya juga mendapat kehormatan menginformasikan dalam bahasa Anda bahwa saya membutuhkan uang, tidak sehari setelah untuk besok , tapi -hari . Jika Anda tidak membayar saya untuk hari aku harus gantung diri untuk besok .
MRS . Popov : Tapi apa yang bisa saya lakukan jika saya tidak punya uang ?
Smirnov : Jadi Anda tidak akan membayar segera ? Anda tidak ?
MRS . Popov : Saya tidak bisa.
Smirnov : Lalu aku akan duduk di sini sampai aku mendapatkan uang . [ Dia duduk . ] Anda akan membayar hari setelah untuk besok ? Luar biasa ! Di sini saya tinggal sampai hari setelah untuk besok . [ Jumps up . ] Saya bertanya, apakah saya harus membayar bunga untuk besok atau tidak ? Atau apakah Anda pikir aku bercanda ?
MRS . Popov : Pak, saya mohon, jangan berteriak ! Ini bukan stabil .
Smirnov : Saya tidak berbicara tentang kandang , saya minta Anda apakah saya harus membayar bunga untuk besok atau tidak ?
MRS . Popov : Anda tidak tahu bagaimana memperlakukan seorang wanita .
Smirnov : Oh , ya, aku punya .
MRS . Popov : Tidak, Anda belum . Anda adalah kurang ajar , orang vulgar ! Orang terhormat tidak berbicara sehingga untuk wanita .
Smirnov : Bagaimana luar biasa ! Bagaimana Anda ingin satu untuk berbicara kepada Anda ? Dalam bahasa Prancis , mungkin ! Madame , je vous prie ! Maafkan saya karena telah mengganggu Anda . Apa cuaca yang indah kami harus - hari ! Dan bagaimana berkabung ini menjadi Anda !
[ Dia membuat busur rendah dengan upacara pura-pura. ]
MRS . Popov : Sama sekali tidak lucu! Saya pikir itu vulgar !
Smirnov : [ Meniru nya . ] Sama sekali tidak lucu - vulgar ! Saya tidak mengerti bagaimana berperilaku di perusahaan wanita . Madam, dalam perjalanan hidup saya, saya telah melihat lebih banyak perempuan daripada yang Anda miliki burung pipit . Tiga kali saya berjuang duel untuk wanita , dua belas aku dicampakkan dan sembilan ditolak cintanya padaku . Ada waktu ketika aku bermain bodoh , digunakan bahasa manis , membungkuk dan tergores . Aku mencintai , menderita , mendesah ke bulan , meleleh di cinta siksaan . Aku mencintai gairah , aku mencintai kegilaan , dicintai di setiap kunci , berceloteh seperti murai pada emansipasi , mengorbankan setengah keberuntungan saya di gairah lembut , sampai sekarang iblis tahu aku sudah cukup itu . Hamba yang taat akan membiarkan Anda membawanya sekitar dengan hidung lagi. Cukup! Mata hitam , mata bergairah , bibir karang, lesung pipi , berbisik cahaya bulan , lembut , pemandangan sederhana - untuk semua itu, Madam , saya tidak akan membayar kopeck a ! Saya tidak berbicara tentang perusahaan ini, tetapi wanita pada umumnya, dari terkecil sampai yang besar , mereka sombong , munafik , berceloteh , najis , penipu dari atas sampai ujung kaki , sia-sia, kecil , kejam dengan logika menjengkelkan dan [ dia menyerang dahinya ] dalam hal ini , mohon maaf keterusterangan saya, tapi satu sparrow bernilai sepuluh tersebut rok - filsuf . Ketika seseorang melihat salah satu makhluk romantis sebelum dia membayangkan ia melihat beberapa makhluk suci , begitu indah bahwa yang satu nafas bisa melarutkan dirinya dalam lautan seribu pesona dan kesenangan , tetapi jika kita melihat ke dalam jiwa - itu tidak ada tapi buaya umum. [ Dia siezes lengan - kursi dan mengelompokkannya dalam dua . ] Tetapi yang terburuk dari semua adalah bahwa buaya ini membayangkan itu adalah karya penciptaan , dan bahwa ia memiliki monopoli atas semua nafsu lembut. Semoga setan menggantung saya terbalik jika ada sesuatu untuk mencintai tentang seorang wanita ! Ketika ia jatuh cinta , semua yang dia tahu adalah bagaimana untuk mengeluh dan menangis . Jika seorang pria menderita dan membuat pengorbanan yang dia mengayunkan kereta padanya tentang dan mencoba untuk menuntun dia hidung. Anda memiliki kemalangan untuk menjadi seorang wanita , dan tentu Anda tahu sifat wanita , ceritakan pada kehormatan Anda , apakah Anda pernah dalam hidup Anda melihat seorang wanita yang benar-benar benar dan setia ? Tidak pernah ! Hanya tua dan cacat adalah tepat dan benar . Lebih mudah untuk menemukan kucing dengan tanduk atau woodcock putih , dari seorang wanita yang setia .
MRS . Popov : Tapi izinkan saya untuk bertanya , siapa yang benar dan setia dalam cinta? Pria itu , mungkin ?
Smirnov : Ya , memang! Pria itu !
MRS . Popov : Pria ! [ Dia tertawa sinis. ] Orang yang benar dan setia dalam cinta! Yah, itu adalah sesuatu yang baru ! [ Pahit . ] Bagaimana Anda bisa membuat pernyataan seperti itu ? Pria benar dan setia ! Selama kita sudah sejauh ini , saya mungkin juga mengatakan bahwa dari semua orang yang saya kenal , suami saya adalah yang terbaik , saya mencintainya penuh gairah dengan segenap jiwa saya , karena hanya seorang muda, wanita yang masuk akal mungkin cinta , saya berikan dia muda saya , kebahagiaan saya , keberuntungan saya , hidup saya . Aku memujanya seperti kafir . Dan apa yang terjadi ? Ini terbaik pria mengkhianati saya dalam setiap cara yang mungkin . Setelah kematiannya saya menemukan mejanya penuh dengan cinta - surat . Sementara ia masih hidup dia meninggalkan aku sendirian selama berbulan-bulan - itu mengerikan bahkan untuk berpikir tentang hal itu - ia bercinta dengan perempuan lain di hadapan saya sangat , ia menghabiskan uang saya dan mengolok-olok perasaan saya - dan terlepas dari segala sesuatu saya mempercayainya dan benar baginya . Dan lebih dari itu : dia sudah mati dan saya masih setia kepada-Nya . Saya telah membenamkan diri dalam empat dinding dan aku akan memakai berkabung ini ke kuburan .
Smirnov : [ Tertawa tidak hormat . ] Mourning ! Apa yang kau aku ini apa? Seolah-olah saya tidak tahu mengapa Anda mengenakan domino ini hitam dan mengapa Anda mengubur diri dalam empat dinding. Rahasia yang dimaksud ! So romantic ! Beberapa knight akan melewati benteng , memandang ke arah jendela , dan berpikir untuk dirinya sendiri : "Di sini tinggallah Tamara misterius yang , karena cinta suaminya , telah mengubur dirinya dalam empat dinding . " Oh , saya mengerti seni !
MRS . Popov : [ meloncat ke atas. ] Apa? Apa yang Anda maksud dengan mengatakan hal-hal seperti itu kepada saya ?
Smirnov : Anda telah terkubur hidup-hidup sendiri , tetapi sementara itu Anda tidak lupa untuk bubuk hidung Anda !
MRS . Popov : Beraninya kau bicara begitu ?
Smirnov : Jangan berteriak pada saya, silakan , saya tidak manajer . Izinkan saya untuk hal-hal dengan nama hak mereka. Saya bukan seorang wanita , dan saya terbiasa untuk berbicara apa yang saya pikirkan . Jadi jangan berteriak .
MRS . Popov : Aku tidak berteriak . Ini adalah Anda yang berteriak . Silakan tinggalkan aku , aku mohon .
Smirnov : Membayar uang saya , dan saya akan pergi.
MRS . Popov : Aku tidak akan memberikan uang Anda .
Smirnov : Anda tidak akan ? Anda tidak akan memberikan uang saya ?
MRS . Popov : Saya tidak peduli apa yang Anda lakukan . Anda tidak akan mendapatkan kopeck sebuah ! Tinggalkan aku !
Smirnov : Seperti yang saya belum punya kesenangan yang baik suami atau tunangan Anda , jangan membuat keributan. [ Dia duduk . ] Aku tidak tahan .
MRS . Popov : [ . Pernapasan keras ] Anda akan duduk?
Smirnov : Saya sudah punya .
MRS . Popov : Mohon meninggalkan rumah !
Smirnov : Beri aku uang .
MRS . Popov : Saya tidak peduli untuk berbicara dengan laki-laki kurang ajar . Tinggalkan ! [ Pause . ] Anda tidak akan ?
Smirnov : No
MRS . Popov : Tidak ada ?
Smirnov : No
MRS . Popov : Sangat baik .
[ Dia membunyikan bel . Masukkan LUKA . ]
MRS . Popov : Luka , menunjukkan pria keluar .
LUKA : [ Pergi ke Smirnov . ] Sir , kenapa tidak Anda meninggalkan ketika Anda memesan ? Apa yang Anda inginkan?
Smirnov : [ Melompat . ] Siapa yang Anda pikir Anda ajak bicara ? Aku akan menggiling Anda untuk bedak.
LUKA : [ Menempatkan tangannya ke hatinya . ] Ya Tuhan ! [ Dia turun ke kursi . ] Oh , aku sakit , aku tidak bisa bernapas !
MRS . Popov : Dimana Dascha ? [ Calling . ] Dascha ! Pelageja ! Dascha !
[ Dia berdering . ]
LUKA : Mereka semua telah pergi! Aku sakit ! Air !
MRS . Popov : [ Untuk Smirnov . ] Tinggalkan ! Pergi!
Smirnov : Mohon menjadi sedikit lebih sopan !
MRS . Popov : [ . Menyerang tinjunya dan stamping kakinya ] Anda vulgar ! Kau yg kurang sopan ! Rakasa A !
Smirnov : Apa katamu ?
MRS . Popov : Aku bilang kau yg kurang sopan , sebuah rakasa !
Smirnov : [ . Langkah ke arahnya dengan cepat ] Ijinkan saya untuk bertanya apa hak Anda harus menghina saya ?
MRS . Popov : Apa itu ? Apakah Anda pikir aku takut padamu ?
Smirnov : Dan Anda berpikir bahwa karena Anda adalah makhluk romantis yang dapat Anda menghina saya tanpa dihukum ? Saya menantang Anda !
LUKA : Penyayang surga ! Air !
Smirnov : Kita harus duel !
MRS . Popov : Apakah Anda pikir karena Anda memiliki tinju besar dan leher yang mengarahkan saya takut padamu ?
Smirnov : Saya mengizinkan seorang pun untuk menghina saya , dan saya tidak membuat pengecualian karena Anda seorang wanita , salah satu dari " kaum hawa ! "
MRS . Popov : Boor , sopan santun , sopan santun [ Mencoba menangis dia. ] !
Smirnov : Ini adalah waktu yang tinggi untuk melakukan jauh dengan tahayul kuno bahwa hanya orang yang dipaksa untuk memberikan kepuasan . Jika ada ekuitas sama sekali membiarkan ekuitas BE mereka dalam segala hal . Ada batas !
MRS . Popov : Anda ingin berduel ? Sangat baik .
Smirnov : Segera .
MRS . Popov : Segera . Suami saya punya pistol . Aku akan membawa mereka . [ Dia bergegas pergi , kemudian berubah . ] Oh , apa yang menyenangkan akan menempatkan peluru di kepala kurang ajar Anda . Iblis membawa Anda !
[ Dia pergi keluar . ]
Smirnov : Aku akan menembak dia! Aku bukan pemula , ada anjing muda sentimental . Bagi saya tidak ada kaum hawa !
LUKA : Oh , Pak. [ Falls ke lututnya . ] Kasihanilah aku , orang tua , dan pergi. Anda telah takut saya mati sudah, dan sekarang Anda ingin berduel .
Smirnov : [ Membayar ada perhatian . ] Duel A . Itu ekuitas , emansipasi . Dengan cara itu jenis kelamin yang dibuat sama . Aku akan menembak ke bawah sebagai masalah prinsip . Apa yang bisa orang katakan kepada wanita seperti itu? [ Meniru dia. ] " Iblis membawa Anda . Aku akan menaruh peluru di kepala Anda kurang ajar . " Apa yang bisa katakan tentang itu? Dia marah , matanya menyala , ia menerima tantangan itu . Pada kehormatan saya , itu adalah pertama kalinya dalam hidup saya bahwa saya pernah melihat seorang wanita seperti itu .
LUKA : Oh , Pak. Pergi. Pergi !
Smirnov : Itulah seorang wanita . Saya bisa memahaminya . Seorang wanita sejati . Tidak sungkan mengakui , namun api , bubuk, dan kebisingan ! Ini akan sangat sayang untuk menembak seorang wanita seperti itu .
LUKA : [ Menangis . ] Oh , Pak , pergi.
[Enter MRS . Popov . ]
MRS . Popov : Berikut adalah pistol . Tapi sebelum kita memiliki duel kami , tolong tunjukkan saya cara menembak . Aku tidak pernah memiliki pistol di tangan saya sebelum !
LUKA : Ya Allah, kasihanilah dan kasihanilah kami! Aku akan pergi dan mendapatkan tukang kebun dan kusir . Mengapa horor ini datang kepada kita ?
[ Dia pergi keluar . ]
Smirnov : [ . Melihat pistol ] Anda lihat, ada berbagai jenis . Ada pistol duel khusus, dengan topi dan bola . Tapi ini adalah revolver , Smith & Wesson , dengan ejector , pistol baik ! Sepasang seperti itu biaya setidaknya sembilan puluh rubel . Ini adalah cara untuk memegang pistol . [ Selain . ] Mata itu , mata itu ! Seorang wanita sejati !
MRS . Popov : Seperti ini ?
Smirnov : Ya , seperti itu. Kemudian Anda tarik palu kembali - jadi - maka Anda bertujuan - meletakkan kepala Anda kembali sedikit . Hanya meregangkan lengan Anda keluar, silakan . Jadi - kemudian tekan jari Anda pada hal seperti itu , dan itu semua . Yang utama adalah: tidak mendapatkan bersemangat , jangan terburu-buru tujuan Anda , dan berhati-hati bahwa tangan Anda tidak gemetar .
MRS . Popov : Hal ini tidak baik untuk menembak di dalam , mari kita pergi ke kebun .
Smirnov : Ya . Aku akan memberitahu Anda sekarang , saya akan menembak ke udara .
MRS . Popov : Itu terlalu banyak ! Kenapa?
Smirnov : Karena --- karena . Itulah bisnis saya .
MRS . Popov : Anda takut . Ya. A- h- h- h. Tidak, tidak , saya Tuan, tidak berkedip ! Silakan ikuti saya . Aku tidak akan beristirahat sampai aku sudah membuat lubang di kepala yang aku benci begitu banyak. Apakah Anda takut ?
Smirnov : Ya , aku takut .
MRS . Popov : Anda berbohong . Mengapa kau tidak mau berperang ?
Smirnov : Karena - karena - I - seperti Anda .
MRS . Popov : [ Dengan tertawa marah . ] Anda seperti saya ! Dia berani mengatakan dia menyukaiku ! [ Dia menunjuk ke pintu . ] Go .
Smirnov : [ Pemasangan revolver diam-diam di atas meja , mengambil topinya dan mulai . Di pintu ia berhenti sejenak , menatap dalam diam , lalu ia mendekatinya , ragu-ragu . ] Dengar ! Apakah Anda masih marah ? Aku marah karena setan , tapi tolong mengerti saya - bagaimana saya bisa mengekspresikan diri ? Masalahnya adalah seperti ini - hal-hal seperti - [ . Dia mengangkat suaranya ] Sekarang , ini salahku bahwa Anda berutang uang ? [ Menggenggam bagian belakang kursi , yang istirahat . ] Iblis tahu apa furnitur pecah yang Anda miliki ! Aku menyukaimu ! Apakah Anda mengerti? Aku - aku hampir jatuh cinta !
MRS . Popov : Tinggalkan ! Aku benci kamu .
Smirnov : Tuhan ! Apa seorang wanita ! Saya pernah dalam hidup saya bertemu salah satu seperti dia . Aku tersesat , hancur ! Aku sudah tertangkap seperti tikus dalam perangkap .
MRS . Popov : Pergilah , atau aku akan menembak .
Smirnov : Tembak ! Anda tidak tahu apa kebahagiaan itu akan mati dalam pandangan mata yang indah , untuk mati dari revolver di tangan beludru kecil ini ! Aku marah ! Anggap saja dan memutuskan segera , karena jika aku pergi sekarang , kita tidak akan pernah bertemu lagi . Putuskan - berbicara - Saya seorang mulia , seorang pria terhormat , memiliki penghasilan sepuluh ribu , bisa menembak koin dilemparkan ke udara . Saya memiliki beberapa kuda baik . Maukah kau menjadi istriku ?
MRS . Popov : [ . Swings revolver dengan marah ] aku akan menembak !
Smirnov : Pikiranku tidak jelas - aku tidak bisa mengerti . Hamba - air ! Saya telah jatuh cinta seperti orang muda. [ Dia mengambil tangannya dan dia menangis dengan rasa sakit . ] I love you ! [ Dia berlutut . ] Aku mencintaimu seperti aku tidak pernah mencintai sebelumnya. Dua belas wanita saya ditolak cintanya , sembilan ditolak cintanya saya, tapi bukan salah satu dari mereka semua juga Aku telah mengasihi seperti aku mencintaimu . Saya ditaklukkan , hilang, aku berbaring di kaki Anda seperti orang bodoh dan meminta tangan Anda . Malu dan aib ! Selama lima tahun saya belum pernah jatuh cinta , saya berterima kasih kepada Tuhan untuk itu , dan sekarang saya tertangkap , seperti lidah kereta di gerbong lain. Saya mohon untuk tangan Anda ! Ya atau tidak ? Maukah kau - ? Bagus !
[ Dia bangkit dan berjalan cepat ke pintu . ]
MRS . Popov : Tunggu dulu!
Smirnov : [ Menghentikan . ] Yah ?
MRS . Popov : Tidak ada. Anda mungkin pergi. Tapi - tunggu sebentar . Tidak, pergi , pergi . Aku benci kamu . Atau - tidak, jangan pergi . Oh , jika Anda tahu betapa marahnya aku, betapa marah ! [ Dia melempar pistol ke kursi. ] Jari saya bengkak karena hal ini . [ Dia marah menangis saputangan . ] Apa yang Anda berdiri di sana selama ? Pergi!
Smirnov : Perpisahan !
MRS . Popov : Ya , pergi. [ Tangisan keluar . ] Mengapa Anda akan pergi? Tunggu - tidak , pergi! Oh , betapa marahnya saya ! Jangan datang terlalu dekat , tidak datang terlalu dekat - er - datang - tidak lebih dekat .
Smirnov : [ Mendekati dia . ] Bagaimana saya marah dengan diriku sendiri ! Jatuh cinta seperti anak sekolah , menjatuhkan diri berlutut . Aku punya dingin ! [ Sangat . ] Aku mencintaimu . Ini baik-baik saja - semua saya butuhkan adalah untuk jatuh cinta . Untuk besok saya harus membayar bunga saya, panen jerami telah dimulai , dan kemudian Anda muncul ! [ Dia membawanya dalam pelukannya . ] Aku tidak pernah bisa memaafkan diriku sendiri .
MRS . Popov : Pergi! Ambil Lepaskan aku ! Aku benci kamu - Anda - ini -
[ Sebuah ciuman panjang . Masukkan LUKA dengan kapak , tukang kebun dengan menyapu , kusir dengan garpu rumput , dan pekerja dengan tiang . ]
LUKA : [ Menatap pasangan . ] Langit Penyayang !
[A jeda panjang . ]
MRS . Popov : [ . Menjatuhkan matanya ] Katakan kepada mereka di kandang yang Tobby tidak memiliki apapun oat .

The Analysis of "The Boor" by Anton Chekhov

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiucIrbtacku_2AiBnJf7lIOOq9qU3Dxi_j54aEV0pDQXuFyWdruKbbsN0F66L0mgjZctnCgV4C4X7Toy5SoUurOX_BRfMMwBFOQoO6R0GBKbjjE2-u93hoFyiY9VhP2ZMZ96LzFQP1D0JJ/s320/the+boor.jpg

First Impression
The Boor is an interesting one–act play. It is a play about the fickleness of feelings and commitment. It tells about how faithful a woman, even her husband had died, she was still faithful, and how irritated she was, after knowing that her husband had betrayed her, but she didn’t change, she still loved her husband very much by imprisoning herself in her house and receiving no one. Her faithful and personality made one man, Mr. Smirnov, finally fell in love with her, even it had been a confrontation, duel, and insulting each other. The main problem is she couldn’t pay her husband debt but Mr. Smirnov wanted her to pay, because he needed the many. This problem seems like a door open Mrs. Popov’s new life after about seven month imprisoning her herself. This play explores the ironies of life. It could happen today to life of any body.

The Fact of the Play
Mrs. Popov was a widow grieving a lot because of her husband death. She had been imprisoning herself for about seven months after her husband death and receiving no one. She had no spirit of life. It was showed from her saying “My life is over. He lies in his grave, and I have buried myself within these four walls. We are both dead.” She had proved her faithful even her husband betrayed her. Mr. Smirnov, proprietor of a country estate, a farmer, came asking for money that her husband had loaned because he had bought oats. Mrs. Popov and Mr. Smirnov had a duel after insulting each other. It seems that they looked like a dog and cat, which couldn’t be together. But, unpredictable Mr. Smirnov said that he loved her.

Exposition and Antecedent action
The story started by appearance of Mrs. Popov and her servant, Luka, it was stated “A well-furnished reception-room in MRS. POPOV'S home. MRS. POPOV is discovered in deep mourning, sitting upon a sofa, gazing steadfastly at a photograph. LUKA is also present.” It showed that Mrs. Popov was grieving. And her servant tried to rise her spirit of life; “It isn't right, ma'am. You're wearing yourself out! The maid and the cook have gone looking for berries; everything that breathes is enjoying life; even the cat knows how to be happy-slips about the courtyard and catches birds--but you hide yourself here in the house as though you were in a cloister. Yes, truly, by actual reckoning you haven't left this house for a whole year.” The next statement of Luka answer the cause of her grieving, “There you are again! It's too awful to listen to, so it is! Nikolai Michailovitch is dead; it was the will of the Lord, and the Lord has given him eternal peace. You have grieved over it and that ought to be enough.”

The Setting
In the beginning of the story the author stated the setting clearly, “A well-furnished reception-room in MRS. POPOV'S home. MRS. POPOV is discovered in deep mourning, sitting upon a sofa, gazing steadfastly at a photograph. LUKA is also present.” Then the entire story set in Mrs. Popov house, in the reception room, in the dining room and at the garden. Setting is much less consequence in this story. The Greek convention of the unities of place and time reduce the significance of setting in Antigone. The action occurred in one place, in Mrs. Popov’s house, within one day.

The plot
            The plot or the structure of action which this one-act play has is closed plot, where in here with its definite resolution of conflict. And the drama seems happy ending.
The story began with a conversation between Mrs. Popov and her servant. This is the exposition. Luka, they talk about her grieving because of her husband death. She had been imprisoning herself since her husband death and receiving no one.
Then she had to meet Mr. Smirnov who asked her to pay her husband loan. This is the complication appeared, she couldn’t pay him because she hadn’t any money in hand. She could pay it the following two days. But Mr. Smirnov couldn’t receive it. He wanted the money directly at that time, because he needed it to pay interest of a bank. But Mrs. Popov had nothing to do. Mr. Smirnov didn’t want to leave; consequently, she started to feel disturbed, while she was in grief and not interesting in talking about money matter. But Mr. Smirnov was mad, he could not receive it that because she was in grief, she didn’t care about this problem, while he needed the money very much to pay interest tomorrow, he was being pursued by the bank. He told her his problems and especially the problem with women and then he stared to throw off on women, he said he said “I am not speaking of present company, but of women in general; from the tiniest to the greatest, they are conceited, hypocritical, chattering, odious, deceitful from top to toe; vain, petty, cruel with a maddening logic ……… have you ever in your life seen a woman who was really true and faithful? Never! Only the old and the deformed are true and faithful. It's easier to find a cat with horns or a white woodcock, than a faithful woman.”
Then the crisis started to appear with a conflict when they were insulting each other. Mrs. Popov could not receive what he talked about women. She told her how she was irritated because her husband had betrayed her, but she still love her husband very much, she could not forget about him and she was still in grief after seven months imprisoning her herself and receive no one, she explain “Men true and faithful! So long as we have gone thus far, I may as well say that of all the men I have known, my husband was the best; I loved him passionately with all my soul, as only a young, sensible woman may love; I gave him my youth, my happiness, my fortune, my life. I worshipped him like a heathen. And what happened? This best of men betrayed me in every possible way. After his death I found his desk filled with love-letters. While he was alive he left me alone for months--it is horrible even to think about it--he made love to other women in my very presence, he wasted my money and made fun of my feelings--and in spite of everything I trusted him and was true to him. And more than that: he is dead and I am still true to him. I have buried myself within these four walls and I shall wear this mourning to my grave.” Mrs. Popov was really mad, many times she wanted him to leave her house, but he would just if she paid him the money. They were insulting each other and starting to use bad language.
Then, this is the crisis, Mrs. Popov and Mr. Smirnov in a duel with guns, pistols. He was surprised he had never met a woman like her. After Mrs. Popov took the pistols she wanted them to move to the garden and have a duel there. But then suddenly he didn’t want to fight. It was because he liked her.
Then the falling action happened with a surprised statement of Mr. Smirnov that he loved her. She couldn’t understand how came, she didn’t believe it after all what had happened; they were confronting, insulting, and even dueling. But he tried to make her sure “I love you as I have never loved before. Twelve women I jilted, nine jilted me, but not one of them all have I loved as I love you. I am conquered, lost; I lie at your feet like a fool and beg for your hand. Shame and disgrace! For five years I haven't been in love; I thanked the Lord for it, and now I am caught, like a carriage tongue in another carriage. I beg for your hand! Yes or no? Will you?--Good!”  Mrs. Popov had a conflict inside she was confused she wanted him to leave but would she let him go.
Finally she couldn’t avoid Mr. Smirnov kiss and the story ended.

Characters
HELENA IVANOVNA POPOV, Mrs. Popov, was a grieving widow because of her husband death. She was a faithful woman that even her husband had betrayed her she was still true and faithful. She was a pretty woman as her servant, Luka, said “Oh, my dear, dear ma'am, young and pretty as you are, if you'd only let your spirits live--! Beauty can't last forever. When ten short years are over, you'll be glad enough to go out a bit and meet the officers--and then it'll be too late.”
GRIGORI STEPANOVITCH SMIRNOV, proprietor of a country estate, Mr. Smirnov was a farmer, he stated his self “I'm too tender-hearted with them. But…” and there is some of Mr. Smirnov saying about himself, “Ugh, a fine figure! No use denying that. Dust, dirty boots, unwashed, uncombed, straw on my vest--the lady probably took me for a highwayman.” He was a frank man, even Mrs. Popov considered him as a Boor and vulgar man. But I think Mr. Smirnov was honest and expressive.
LUKA, servant of Mrs. Popov was an obedient man. He was kind and gentle, he suggested the best for Mrs. Popov.
A gardener, a Coachman, and several workmen were as obedient as Luka.

The Brief Summary
Mrs. Popov was a widow grieving a lot because of her husband death. She had been imprisoning herself for about seven months after her husband death and receiving no one. Then suddenly a man, Mr. Smirnov, came asking for money that her husband had loaned and he needed the money very much. But Mrs. Popov couldn’t pay at that day; she could pay the following two days. That made them, Mrs. Popov and Mr. Smirnov, had a confrontation and then insulted each other. Then they changed the conversation about their own problem in their insulting, about a faithful of a man or a woman. They started to be angry then she took guns, pistols, they had a duel. But they didn’t fight, because he told her that he like her. That was hard to believe. And the story ended in contrasting point Mr. Smirnov fell in love with Mrs. Popov.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS